Sikap Menantikan TUHAN

Baca:  Matius 25:1-13

"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki."  Matius 25:1

Saat mendengar kabar bahwa kedatangan Tuhan sudah sangat dekat, respons tiap-tiap orang berbeda-beda.  Ada yang sangat tidak peduli dan masa bodoh, tapi ada pula yang meresponsnya dengan tindakan yang konyol:  langsung memutuskan berhenti dari pekerjaan, menjual seluruh harta bendanya, lalu berkumpul di suatu tempat sambil berdoa menanti-nantikan kedatangan Tuhan.  Atau mungkin yang memiliki banyak uang langsung terbang ke Yerusalem  (Israel), menantikan kedatangan Tuhan di sana, karena mereka ingat akan ayat Alkitab yang menyatakan:  "Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."  (Kisah 1:11b).  Namun begitu yang diharapkan belum juga datang ada banyak dari mereka yang akhirnya frustasi dan kecewa.

     Apakah Tuhan ingkar dengan janjiNya sehingga Ia mengulur-ulur waktu untuk datang menjemput umatNya?  Dalam 2 Petrus 3:9 dikatakan,  "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat."  Seiring berjalannya waktu banyak anak Tuhan yang kian terlena dan disibukkan dengan perkara-perkara dunia ini, sehingga mereka lupa berjaga-jaga dan mempersiapkan diri sebaik mungkin menyambut kedatangan mempelai Kristus.  Selain daripada itu kita juga harus semakin giat mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan Tuhan.  "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja."  (Yohanes 9:4).

     Dalam menanti-nantikan Tuhan saat ini apakah kita bersikap seperti lima gadis yang bijaksana, atau sebaliknya kita bersikap seperti gadis yang bodoh?  Lima gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.  Artinya mereka terus berjaga-jaga sambil terus hidup dalam ketaatan  (melakukan firman), sehingga pelitanya terus menyala dan menerangi sekitarnya, hidup yang terus menjadi kesaksian bagi orang-orang di sekitarnya. 

Baca:  1 Tesalonika 5:1-11

"Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar."  1 Tesalonika 5:6

Bosan dan jenuh adalah perasaan yang  seringkali timbul ketika seseorang sedang menanti, apalagi yang dinantikan itu belum kunjung datang juga.  Semakin kita meremehkan dan menyepelekan sebuah penantian, semakin kita akan bertindak sembrono.  Demikian halnya pada masa-masa penantian kita akan kedatangan Tuhan keduakalinya ini.  Ada banyak orang Kristen yang justru tidak lagi menggebu-gebu dalam Tuhan.  Sebaliknya mereka malah tenggelam dalam aktivitas-aktivitas duniawi dan melenakan.

     Dalam masa-masa penantian ini seharusnya kita semakin giat melayani Tuhan dan tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah  (baca:  Ibrani 10:25), tapi terus melatih diri dalam hal ibadah, karena  "...ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang."  (1 Timotius 4:8), artinya kita mempersiapkan diri dengan baik sambil terus bekerja dan berkarya bagi Tuhan.  Berhenti bekerja dan berhenti melayani Tuhan sementara kita menanti-nantikan kedatangan Tuhan adalah sebuah tindakan yang bodoh dan keliru.  Jika berlaku demikian kita tak ubahnya seperti lima gadis yang bodoh yang membawa pelitanya tetapi tidak membawa persediaan minyak.  Kita harus menanti kedatangan Tuhan Yesus dengan tetap melaksanakan semua tugas dan tanggung jawab kita sebaik-baiknya, karena tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui secara persis waktu kedatangan Tuhan Yesus.  Ada tertulis,  "Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang."  (Matius 24:46).

     Paulus memberikan gambaran kedatangan Tuhan seperti pencuri yang datang di malam hari dan seperti seorang perempuan hamil yang mengalami sakit bersalin;  artinya kedatangan Tuhan bisa terjadi secara tiba-tiba, tidak terduga, tidak dapat diramalkan secara tepat, namun pasti akan terjadi.  "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat."  (Efesus 5:15-16).

Berjaga-jaga berarti sadar akan keberadaan kita yang adalah anak-anak terang, sehingga kita tidak lagi hidup dalam kegelapan.

Komentar