Pilih Dicintai atau Dibenci?

Selalu menarik bagi saya untuk membaca sejarah tokoh-tokoh dunia. Ada yang dikenal karena kebaikan atau jasa-jasa mereka yang berdampak besar bagi generasi pada masa mereka hingga generasi berikutnya. Sebaliknya ada pula yang terkenal justru karena kejahatan atau kekejaman mereka. Seringkali para tokoh yang terkenal karena kejahatannya ini tidak saja memberi nama buruk bagi diri mereka sendiri, tapi nama keluarga mereka pun tercemar karenanya, bahkan tidak menutup kemungkinan negara di mana mereka tinggal pun bisa terkena getahnya. Ada beberapa negara yang pernah mempunyai tokoh kejam masih berjuang menghapus image buruk itu bahkan hingga hari ini. Sebuah nama yang baik akan mengharumkan sang tokoh, nama keluarga yang ia sandang maupun negaranya asalnya, sebaliknya nama buruk akan mencemarkan dirinya sendiri, keluarganya dan bangsa dimana ia tinggal.

Sebuah catatan kontras bisa kita saksikan dari kematian dua tokoh sejarah Israel di dalam Alkitab, yaitu antara Yonatan dan Yoram. Yonatan adalah putra raja Saul, sedang Yoram adalah putra raja Yosafat. Kedua tokoh ini sama-sama putra raja, tapi perilaku dan cara hidup mereka jauh berbeda. Yonatan dikenal sebagai tokoh yang jujur, menghormati persahabatan, berjiwa kesatria, tulus, tahu membedakan mana yang benar dan salah dan prajurit yang dengan gagah berani membela bangsa dan tanah airnya. Yonatan merupakan sosok sahabat yang sangat dikasihi dan dihormati, berbudi luhur dan punya integritas. Daud begitu kehilangan ketika Yonatan mati, sehingga ia sampai menuliskan nyanyian ratapan tidak saja buat Yonatan, tetapi juga buat Saul, ayahnya. Kita tahu bagaimana sikap buruk Saul termasuk rasa iri hati dan kebenciannya terhadap Daud, tetapi Daud masih memberi penghormatan besar bagi Saul di saat ia meninggal di medan perang bersama Yonatan. Ini bisa kita lihat dalam kitab 2 Samuel 1:17-27 dimana Daud menunjukkan dukacitanya dan menyebut mereka sebagai pahlawan. "Kepermaianmu, hai Israel, mati terbunuh di bukit-bukitmu! Betapa gugur para pahlawan!" (ay 19). Tidak hanya itu saja, Daud pun mengenang Yonatan dan Saul sebagai orang-orang yang dicintai dan ramah. "Saul dan Yonatan, orang-orang yang dicintai dan yang ramah, dalam hidup dan matinya tidak terpisah. Mereka lebih cepat dari burung rajawali, mereka lebih kuat dari singa." (ay 23). Dalam bahasa Inggrisnya disebutkan beloved and lovely.

Sebaliknya Yoram meninggalkan catatan kelam dan itu bisa kita baca dalam 2 Tawarikh 21:2-20. Ia mempergunakan kekuasaan bukan untuk hal-hal yang baik bagi rakyatnya, tetapi malah menyalahgunakan itu semua karena merasa dirinya sudah kuat dan berada di atas angin sehinga bisa bertindak seenaknya. "Sesudah Yoram memegang pemerintahan atas kerajaan ayahnya dan merasa dirinya kuat, ia membunuh dengan pedang semua saudaranya dan juga beberapa pembesar Israel." (ay 4). Ia tidak mencerminkan ayahnya Yosafat, tapi justru hidup menurut keluarga Ahab, mertuanya. Dan Alkitab menyatakan bahwa ia dianggap jahat di mata Tuhan. "Ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga Ahab, sebab yang menjadi isterinya adalah anak Ahab. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN." (ay 6). Dan lihatlah buah dari perbuatannya. Tuhan pun lalu menyampaikan teguran dan hukuman kepadanya lewat nabi Elia. "Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Karena engkau tidak hidup mengikuti jejak Yosafat, ayahmu, dan Asa, raja Yehuda,melainkan hidup menurut kelakuan raja-raja Israel dan membujuk Yehuda dan penduduk-penduduk Yerusalem untuk berzinah, sama seperti yang dilakukan keluarga Ahab, dan juga karena engkau telah membunuh saudara-saudaramu, seluruh keluarga ayahmu yang lebih baik dari padamu, maka TUHAN akan mendatangkan tulah besar atas rakyatmu, anak-anakmu, isteri-isterimu, dan atas semua harta milikmu. Dan engkau sendiri akan menderita penyakit yang dahsyat, suatu penyakit usus, hingga selang beberapa waktu ususmu keluar oleh karena penyakit itu." (ay 12-15). Dan tepatnya itulah yang terjadi. Datanglah serangan orang Filistin dan Arab melawan Yoram dan rakyatnya. (ay 16). Semua harta milik mereka dijarah, anak-anak dan istri Yoram semua diambil sebagai tawanan kecuali putranya yang bungsu (ay 17). Lalu datanglah penyakit ususnya itu dan ia pun mati dengan sangat menderita. (ay 19). Pada ayat ini juga dan ayat berikutnya kita bisa melihat bagaimana kematiannya itu disikapi rakyatnya. "Rakyatnya tidak menyalakan api baginya seperti yang diperbuat mereka bagi nenek moyangnya. Ia berumur tiga puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia meninggal dengan tidak dicintai orang. Ia dikuburkan di kota Daud, tetapi tidak di dalam pekuburan raja-raja." (ay 19-20). Ketika Yonatan meninggal dengan dikenang sebagai orang yang baik dan dicintai, Yoram dengan jelas dikatakan meninggal dengan tidak dicintai siapapun. Yoram tidak menunjukkan kasih. Apa yang ia tunjukkan hanyalah kekejaman, kebencian dan kebengisan. Ia tidak hormat kepada Tuhan dan tidak memberi yang baik kepada rakyatnya malah membuat mereka menderita. Akibatnya ia pun mati tanpa cinta, tanpa ada yang bersedih apalagi menangisi. Itulah catatan kontras yang dicatat Alkitab mengenai kematian dua tokoh ini.

Melihat contoh dari kedua tokoh ini, wajarlah jika Salomo yang penuh hikmat kemudian mengatakan dalam salah satu Amsalnya: "Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas." (Amsal 22:1). Ketika banyak orang lebih tertarik pada perak dan emas, sesungguhnya mereka lupa bahwa nama baik jauh lebih berharga dari semuanya itu. Tumpukan harta tidak akan bisa dibawa mati. Seperti yang saya sebut kemarin, apa yang tinggal kelak hanyalah kenangan, dan seperti apa kita nanti dikenang orang, apakah seperti Yonatan atau Yoram, semua itu akan tergantung dari bagaimana cara kita menjalani hidup. Tuhan Yesus sudah mengingatkan sejak jauh hari: "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya." (Markus 8:36). Kekayaan harta dan jabatan tidak akan pernah mampu memberikan kebahagiaan sepenuhnya. Dalam waktu singkat mungkin bisa, tetapi biar bagaimanapun itu tidaklah sebanding dengan nyawa yang kita buang selamanya demi kenikmataan sesaat. Kaya raya tapi dibenci orang lain itu sesungguhnya amatlah menyedihkan. Saya sudah bertemu dengan beberapa orang seperti ini dan lewat mereka saya mendengar sendiri kesedihan hidup dalam kesepian akibat dibenci banyak orang tidak akan bisa terobati dengan harta sebesar atau sebanyak apapun. Tidak salah untuk bisa menjadi kaya, tetapi kita harus benar-benar memperhatikan cara-cara yang kita buat untuk memperolehnya dan kemana atau untuk apa kita mempergunakannya. Oleh karena itu teladanilah Yonatan dan hindarilah sikap hidup Yoram. Bekerja dan berusahalah dengan jujur, jadilah seorang sahabat yang bisa diandalkan, lakukan semuanya dengan sebaik-baiknya seperti kita melakukannya untuk Tuhan. Muliakan Tuhan dengan setiap perbuatan dan perilaku kita, teruslah berbuat baik dan tolonglah orang-orang yang kesusahan semampu kita. Tuhan sanggup melimpahkan semuanya tanpa kita harus menggadaikan kehormatan, nama baik keluarga dan bangsa yang juga akan berpengaruh pada keselamatan kekal.

Dikenang sebagai orang baik atau dibenci tergantung dari bagaimana sikap hidup kita. Mana yang kita pilih?

Komentar