Penuaian yang Negatif

Renungan Harian TRUTH
Bila berbicara mengenai penuaian, biasanya orang Kristen selalu menghubungkan dengan usaha untuk membawa orang-orang yang tidak percaya menjadi anak-anak Tuhan. Ini ditandai dengan bertambahnya jumlah anggota gereja. Inilah penuaian positif yang menguntungkan pekerjaan Tuhan, di mana jiwa-jiwa diselamatkan. Tanpa disadari oleh banyak orang, terdapat pula penuaian negatif, yaitu usaha untuk membawa jiwa-jiwa ke dalam kegelapan abadi sebagai usaha kuasa kegelapan yang sangat aktif dan melakukan penuaiannya secara terselubung, diam-diam, intensif dan sistematis. Ini bisa dilakukannya, karena Iblis memang oknum yang cerdik luar biasa. Tanpa kecerdasan dari Tuhan kita tidak akan dapat menangkap manuvernya.

Manuver kuasa kegelapan ini berorientasi pada perusakan pola pikir (mindset) setiap individu. Mindset yang terbentuk sedemikian rupa bisa sampai pada keadaan tidak bisa diubah atau diperbaiki kembali. Untuk maksudnya ini, kuasa kegelapan dapat menggunakan segala cara yang sangat licin dan halus. Kuasa kegelapan bukan hanya bisa dan mampu bergerak di area di luar komunitas Kristen tetapi juga bergerak di area kehidupan anak-anak Tuhan dan aktivitas rohaninya. Perlu dicatat di sini bahwa di tengah suasana kebangunan rohani di Yerusalem pun kuasa kegelapan dapat menghasut Ananias dan Safira melakukan kesalahan yang berkategori fatal (Kis. 5:1–11).

Melalui berbagai media, kuasa kegelapan terus berusaha mewarnai jiwa orang-orang Kristen agar makin fasik, makin tidak mengenal kebenaran Tuhan, dan tidak takut Tuhan. Melalui berbagai kegiatan, kuasa kegelapan bisa menyuntikkan filosofi yang tidak murni Alkitabiah. Unsur-unsur yang tidak murni bila ditelorir masuk ke dalam gereja akan membuka celah terhadap unsur-unsur kafir masuk ke dalam gereja. Bila hal ini berlangsung terus maka sikap adaptif—penyesuaian diri dengan keadaan—berupa kompromi dengan ketidakbenaran menjadi kebiasaan gereja. Harus diingat bahwa kebenaran selalu bulat, tidak setengah-setengah.

Gereja harus waspada terhadap setiap fenomena yang terjadi dalam kehidupan umat Tuhan, dalam hal ini khususnya anak-anak muda yang memiliki usia efektif dipersiapkan menjadi pewaris Kerajaan Allah. Untuk masuk Kerajaan Surga seseorang harus memiliki gaya hidup yang sudah diubahkan (Yoh. 3:5). Gaya hidup yang diubahkan bagai pakaian pesta yang melayakkan seseorang masuk kemuliaan bersama Tuhan Yesus (Mat. 22:2–14). Ke surga bukan suatu kebetulan, dan ke neraka bukan suatu kecelakaan. Faktanya, ini adalah pilihan. Dan pilihan tersebut sudah nyata sejak seseorang masih hidup dalam dunia.

Ke surga bukan suatu kebetulan, dan ke neraka bukan suatu kecelakaan. Faktanya, ini adalah pilihan.