Mengerti Firman TUHAN


Ayat bacaan: Lukas 11:28

"Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."

mengerti Firman TuhanDua anjing dewasa sudah terdidik patuh, sekarang dua anaknya sedang kami didik untuk bisa patuh seperti mereka. Hasilnya sudah cukup lumayan di usia mereka yang masih kecil. Keduanya sudah pintar salaman, mengerti ketika dilarang, datang ketika dipanggil dan membuang kotorannya di tempat yang sudah disediakan. Betapa menyenangkannya melihat keempat anjing yang kami punya tidak merepotkan untuk dipelihara. Dan yang lebih menyenangkan lagi, mereka mengerti disayang dan tahu menyayang. Setiap saya pulang bekerja, mereka selalu menyambut dengan gembira dan membuat rasa lelah saya bisa hilang seketika. Ekornya bergoyang-goyang, mereka mengantri minta digendong dan dipeluk satu persatu sebelum akhirnya membiarkan saya untuk melakukan hal lainnya. Ini sesuatu yang rutin setiap hari, dan saya sulit membayangkan bagaimana sedihnya jika keempat anjing ini tidak ada dalam keluarga kami.

Sangatlah menarik sebenarnya melihat bagaimana anjing bisa mempunyai rasa kasih dan kepatuhan atau ketaatan yang tinggi. Tapi semua itu tidaklah didapat secara instan. Anjing yang bisa berperilaku demikian biasanya sudah diajar untuk mengerti kata-kata sederhana yang kami pakai dalam melatih sejak kecil. Mereka pun awalnya juga pernah salah, dan setiap kesalahannya kami tegur sampai dia bisa mengerti hal yang baik dan buruk untuk dilakukan. Kami memilih untuk mengajar supaya mengerti bukan lewat hukuman, tapi justru lewat pujian yang kami berikan padanya ketika mereka melakukan hal yang baik. Dalam selang waktu tertentu, keempatnya pun menjadi anjing yang patuh, baik dan setia. Apa yang terjadi pada keempat anjing ini sebenarnya paralel dengan kita, manusia yang terus dibentuk Tuhan agar menjadi lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Kalau anjing saja bisa, seharusnya kita akan lebih mudah untuk mengerti karena kita memiliki hati nurani dan roh, yang tidak dimiliki oleh hewan. Tapi kenyataannya justru kita manusialah yang seringkali sulit untuk diatur atau diajar. Hati yang keras membuat kepala pun menjadi sekeras batu, sehingga bukan saja merugikan diri sendiri tapi bisa pula merugikan orang lain. Berulang kali Yesus menekankan pentingnya untuk mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan. Bukan hanya sekedar membaca, bukan hanya sekedar tahu, tapi juga diminta untuk mengerti dan kemudian mau melakukan atau menerapkan/mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. . Tanpa itu semua maka sia-sialah apa yang kita ketahui. Lihat bagaimana Yesus menegur beberapa orang Saduki karena mereka tahu isi, tapi tidak mengerti kitab suci. Hal demikian disebut Yesus dengan sesat. "Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!" (Matius 22:29). Orang Saduki ini adalah kelompok aristokrat Yahudi yang berkuasa di Yerusalem pada waktu itu. Mereka merupakan orang-orang yang menjabat sebagai imam besar dan biasanya bertanggung jawab terhadap ibadah yang dilakukan di Bait Suci. Saya yakin banyak diantara mereka yang hafal mati isi kitab Taurat. Tapi lihatlah bahwa mereka berhenti hanya sampai membaca dan menghafal saja. Perilaku mereka menunjukkan jelas bahwa mereka tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah yang terkandung di dalamnya. Mereka merasa diri paling benar dan berhak menghakimi siapapun yang berseberangan atau tidak sesuai dengan apa yang mereka anggap benar. Maka Yesus pun menegur mereka bahkan mengelompokkan mereka ke dalam kategori sesat. Apa yang jadi inti dari kisah ini sungguh jelas. Kita tidak boleh hanya berhenti sampai membaca atau mengetahui saja, tetapi haruslah mengerti tentang segala sesuatu yang kita baca mengenai Firman Tuhan.

Ada perbedaan nyata antara mengetahui dan mengerti. Orang yang mengetahui belum tentu mau melakukan, tetapi orang yang mengerti akan sesuatu biasanya akan tahu baik buruknya untuk patuh atau tidak. Orang yang mengerti akan melaksanakan apa yang telah mereka baca, karena mereka memang mengerti apa yang menjadi isinya. Dan inilah yang diinginkan Tuhan untuk kita lakukan. Ada banyak orang yang berhenti hanya sampai membaca, melakukan ritual atau tata cara/seremonial peribadatan dan malah beralih fokus dengan lebih mementingkan itu semua ketimbang berusaha mengerti secara sungguh-sungguh. Tidaklah heran apabila Yesus kemudian mengatakan mereka sesat, karena mereka sudah menyimpang dari apa yang seharusnya mereka lakukan dan mementingkan hal yang salah.

Firman Tuhan berkata bahwa orang yang mau mendengar Firman Tuhan lalu memeliharanya sesungguhnya adalah orang-orang yang berbahagia. Ayat hari menggambarkan itu dengan jelas. "Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." (Lukas 11:28). Ddalam bahasa inggris dikatakan "But He said, Blessed (happy and to be envied) rather are those who hear the Word of God and obey and practice it!" Artinya bukan saja mau mendengar, tetapi mau melanjutkannya dengan mematuhi dan menerapkannya dalam seluruh sisi kehidupan kita. Dan mengerti Firman jelas merupakan awal bagi kita agar bisa mencapai tingkatan seperti ini.

Dalam "perumpamaan tentang seorang penabur" pada Matius 13:1-23, kita bisa lihat bagaimana Yesus menjelaskan bahwa apa yang ditaburkan di tanah yang baik adalah orang yang mendengar firman, lalu mengerti akan firman itu. Dan karenanya, orang yang berlaku demikian akan berbuah berlipat ganda. Mari kita lihat ayatnya: "Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat." (Matius 13:23) Perhatikanlah bahwa mengerti akan membawa kita berbuah berlipat ganda. Dan disanalah kita bisa mengalami kebahagiaan yang sebenarnya dan juga diberkati, seperti aya Lukas 11:28 dalam versi bahasa Inggris di atas. Dengan kata lain, jika kita mau hidup bahagia dan hidup berbuah berlipat ganda, tidaklah cukup hanya membaca firman Tuhan, tapi juga harus mengerti, taat lalu melaksanakannya. Kita semua diminta untuk menjadi pelaku-pelaku firman. "Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri" (Yakobus 1:22). Dari ayat ini kita bisa melihat bahwa jika tidak demikian, itu artinya sama saja dengan menipu diri sendiri. Ketika anjing bisa belajar dari pemiliknya untuk mengerti lalu patuh, taat dan setia, kita seharusnya bisa lebih baik lagi menerima pengajaran-pengajaran Tuhan, mengerti dengan baik, serta melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita melakukan semua itu, hidup yang bahagia penuh buah berlipat ganda pun akan siap untuk menjadi bagian hidup kita.


Jangan hanya membaca dan mendengar, tapi mengertilah sungguh-sungguh akan Firman Tuhan