Konsep Yang Paradoks “Visi Yang Berbeda”

Renungan Harian TRUTH
Pengajaran yang diberikan oleh Tuhan Yesus di dalam Injil adalah paradoks dengan apa yang diajarkan dunia. Bahkan kehidupan Tuhan Yesus sendiri adalah kehidupan yang paradoks dengan kehidupan tokoh-tokoh dunia. Kalau kita tidak mengerti hal ini, kita akan menjadi kecewa dan menolak Tuhan, seperti apa yang nyaris terjadi dalam kehidupan Yohanes Pembaptis (Mat. 11:1–6). Yohanes Pembaptis menyatakan Tuhan Yesus sebagai Anak Domba Allah di depan umum (Yoh. 1:29) tetapi tidak mengenal cara kerja-Nya. Sebagai akibatnya terjadi kekecewaan dan keraguan terhadap kemesiasan Tuhan Yesus. Ini berarti konsep kemesiasan Yohanes Pembaptis masih belum tepat benar. Ironis.

Sangat besar kemungkinan konsep Mesias yang ada dalam pikiran Yohanes Pembaptis sama dengan konsep Mesias yang dimiliki oleh para murid-murid TuhanYesus, yang pada dasarnya mengadopsi apa yang dipahami oleh orang Yahudi padaumumnya. Mereka mengharapkan Mesias yang memiliki kekuatan fisik yang dapatmenghalau kekuatan kafir kekaisaran Roma dari bumi Yehuda. Mereka merindukanpahlawan seperti Daud yang mampu merobohkan kekuatan raksasa Goliat; tetapi Tuhan Yesus bukanlah sosok seperti yang mereka harapkan.

Salah konsep inilah yang menciptakan kekecewaan murid-murid Tuhan Yesus, ketika mereka menyaksikan harapan mereka pupus menyaksikan penyaliban-Nya. Itulah sebabnya mereka tidak bersedia mengiring Tuhan ketika Ia menghadapi sengsara dan kematian-Nya di kayu Salib. Pengharapan yang ada pada mereka dijungkirbalikkan oleh kenyataan yang mereka saksikan, ternyata orang yang sangat mereka harapkan menjadi pendekar “versi mereka” telah bertekuk lutut di pengadilan kafir dan mati dengan cara sangat rendah. Mereka tidak bisa menerimakekalahan itu. Sebagai reaksi mereka terhadap ketidaksiapan menerima realitas tersebut, mereka meninggalkan Tuhan (Mrk. 14:50). Bahkan Petrus, murid terkemuka sempat menyangkali kebersamaannya dengan Tuhan Yesus (Mat. 26:69–75). Salah konsep itulah yang mengubah teriakan masyarakat Yerusalem ketika menyambut kedatangan-Nya ke kota itu, “Hosana” menjadi “Salibkan Dia” (Yoh. 19:6). Mereka kecewa dan juga marah karena ternyata orang yang mereka harapkan sebagai pahlawan seakan tidak lebih “pengecut yang tidak berdaya sama sekali”. Untuk menghindari kesalahpahaman ini, kita harus mengenal visi Tuhan Yesus dengan benar. Salah konsep ini dapat berujung pada pengkhianatan terhadap Tuhan.

Marilah kita mengenal visi Tuhan Yesus dengan benar, agar konsep kita juga sejalan
dengan konsep Tuhan.