Firman TUHAN Bagi Orang Percaya



Baca:  Mazmur 1:1-6

"...yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam."  mazmur 1:2







     Makanan adalah salah satu kebutuhan utama manusia, selain sandang dan juga papan.  Tubuh jasmani kita setiap hari membutuhkan makanan dan juga asupan gizi yang cukup supaya kuat dan kesehatannya tetap terjaga.  Jika kita tidak makan, tubuh jasmani kita pasti akan lemah dan tidak bertenaga.  Sama seperti tubuh jasmani, tubuh rohani pun membutuhkan firman Tuhan sebagai makanan rohani setiap hari agar kerohaniannya terus bertumbuh makin hari makin kuat.

     Firman Tuhan diibaratkan seperti air susu murni yang dibutuhkan oleh seorang bayi.  Susu adalah makanan utama bagi bayi yang baru lahir supaya ia mengalami pertumbuhan.  "...jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,"  (1 Petrus 2:2).  Namun tidak mungkin kita terus-terusan menjadi bayi atau kanak-kanak rohani, karena kekristenan kita harus terus bertumbuh, semakin hari harus semakin dewasa di dalam Tuhan.  Kita pun perlu menyantap makanan yang keras, sebab  "...makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat."  (Ibrani 5:14).  Namun masih banyak orang Kristen yang tidak suka dengan  'makanan keras', maunya  'susu'  saja seperti bayi.  Buktinya?  Ketika menerima teguran sedikit, kita mudah ngambek;  tertempelak firman Tuhan yang keras, kita pun langsung marah kepada hamba Tuhan, lalu mogok tidak mau ke gereja.  Bertambahnya usia atau lamanya kita mengikut Tuhan seharusnya membuat kedewasaan kita di dalam Tuhan juga makin bertambah.

     Di samping itu firman Tuhan berfungsi juga sebagi pelita yang dapat menerangi langkah hidup kita.  Hal ini diakui oleh Daud,  "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."  (Mazmur 119:105).  Karena diterangi firman Tuhan langkah kaki kita tetap terarah, tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, tidak terpelecok, serta kita dapat menahan kaki kita terhadap segala jalan kejahatan sehingga kelakuan kita tetap terjaga bersih.  Keberadaan kita di tengah dunia adalah sebagai anak-anak terang,  "Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,"  (Efesus 5:8b).


Baca:  Mazmur 119:129-160

"Dasar firman-Mu adalah kebenaran dan segala hukum-hukum-Mu yang adil adalah untuk selama-lamanya."  Mazmur 119:160

Alkitab juga menyatakan bahwa firman Tuhan adalah perlengkapan senjata bagi orang percaya.  Ia diibaratkan sebagai pedang Roh yang dapat digunakan dalam peperangan rohani,  "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara."  (Efesus 6:12).  Bahkan,  "...firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita."  (Ibrani 4:12).  Jadi kita harus tinggal di dalam firmanNya, dengan tidak  "...lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung."  (Yosua 1:8).

     Firman Tuhan berfungsi sebagai cermin bagi kita untuk mengoreksi diri dan berbenah.  "...jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin."  (Yakobus 1:23).  Dengan bercermin kita akan tahu bahwa di dalam diri kita mungkin masih ada ketidakberesan atau kotoran yang melekat yang harus segera dibersihkan.  "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:16).  Firman itu laksana api dan palu yang siap untuk menghanguskan, memurnikan dan menghancurkan yang keras.  Tuhan berkata,  "Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?"  (Yeremia 23:29).  Proses itu memang sakit, makanya tidak mudah seseorang bersikap  'legowo'  (rela, ikhlas)  untuk ditegur, dikoreksi dan ditelanjangi dosa-dosanya.

     Mari sadari proses itu bertujuan membentuk karakter kita lebih baik dan makin serupa dengan Kristus.

Jadikan firman Tuhan menu setiap hari supaya kerohanian kita kuat dan sehat!