Kesempatan Dibalik Kesukaran



Baca:  Bilangan 13:1-33

"Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita."  Bilangan 13:31







     Sebelum menduduki Tanah Perjanjian Tuhan memerintahkan Musa mengirimkan beberapa orang untuk menyelidiki tanah tersebut,  "Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel; dari setiap suku nenek moyang mereka haruslah kausuruh seorang, semuanya pemimpin-pemimpin di antara mereka."  (Bilangan 13:2).  Akhirnya Musa pun menyuruh orang-orang sesuai dengan perintah Tuhan, dan orang-orang itu adalah kepala-kepala di antara orang Israel.  Jumlah mereka ada 12 orang banyaknya, dan  "Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah mereka dari pengintaian negeri itu,"  (Bilangan 13:25).  Masing-masing dari mereka memberikan laporan hasil investigasi selama 40 hari tersebut.

     Inilah laporan mereka:  sepuluh orang memberikan laporan yang membuat banyak orang merinding mendengarnya.  Apa yang disampaikan mereka itu benar-benar membuat ciut nyali, mematahkan semangat dan menciptakan ketakutan yang luar biasa.  "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita."  (Bilangan 13:31).  Mengapa mereka berkata demikian?  Inilah alasannya:  "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami."  (Bilangan 13:32-33).  Sepuluh orang begitu membesar-besarkan masalah dan kesulitan yang sedang dihadapi sehingga fokus mereka hanya tertuju kepada ketidakberdayaan, ketidakmampuan, keterbatasan dan kemustahilan.  Mereka tidak mampu melihat sedikitpun kesempatan di balik kesukaran.  Bagi mereka kesukaran adalah bencana dan akhir dari segalanya.  Hal ini berdampak buruk bagi orang-orang yang mendengarnya.

     Sebagian besar umat Israel turut terintimidasi perkataan-perkataan negatif yang ke luar dari mulut sepuluh orang pengintai itu.  Padahal  "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu."  (Amsal 24:10).


Baca:  Bilangan 13:1-33

"Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!"  Bilangan 13:30

Kita harus menyadari bahwa selama kaki kita masih menginjak bumi, masalah dan kesukaran selalu ada di mana saja dan kapan saja.  Itu bisa menimpa siapa saja tanpa memandang bulu.  Akankah kita terus larut dalam masalah dan kesukaran yang ada?  Tawar hati hanya akan membuat semangat hidup kita padam dan iman menjadi lemah.  Mata rohani pun menjadi buta sehingga kita tak mampu melihat kebesaran kuasa Tuhan.  Tuhan menjadi tampak kecil sedangkan persoalan kian menjadi besar.

     Inilah yang terjadi pada bangsa Israel ketika mendengar laporan negatif dari sepuluh orang pengintai.  Bangsa Israel menangis dengan suara nyaring, menyesali diri, menyalahkan pemimpin, bahkan menyalahkan Tuhan dan meminta untuk kembali ke Mesir  (baca  Bilangan 14:1-4).  Namun Kaleb dan Yosua tampil sebagai pribadi yang berbeda.  Keduanya memiliki Roh yang berbeda, di mana mereka mampu melihat kesempatan di balik kesukaran yang ada meskipun secara kasat mata mustahil bisa mengalahkan musuh, karena penduduk Kanaan memiliki perawakan tinggi-tinggi seperti raksasa.  Namun Kaleb dan Yosua tidak terbawa arus, keduanya tetap menguatkan hati dan tidak memusatkan perhatian pada masalah dan kesukaran, tapi mengarahkan mata rohaninya kepada Tuhan yang hidup, yang memiliki rencana yang indah bagi kehidupan mereka.  Visi inilah yang membuat keduanya mampu menguasai keadaan dan bersikap tenang.  Mereka sangat percaya akan rencana Tuhan membawa bangsa Israel ke luar dari Mesir ke  "...suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus."  (Keluaran 3:8);  bukan untuk mati di padang gurun, tetapi mewarisi tanah Kanaan, tanah Perjanjian.

     Dalam kesukaran selalu ada kesempatan yang terbuka ketika kita menaruh pengharapan kepada Tuhan, bukan mengandalkan kekuatan dan kemampuan manusia, karena kuasa Tuhan sangat tak terbatas, sementara kekuatan manusia sangatlah terbatas!


"Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk-Ku?"  Yeremia 32:27