Pengudusan Bagi Orang Percaya



Baca:  Roma 6:15-23

"Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran."  Roma 6:18








     Apa itu kudus?  Secara umum kudus berarti tanpa dosa dan noda, tanpa cela.  Hidup kudus inilah yang menjadi kehendak Tuhan bagi orang percaya,  "tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus."  (1 Petrus 1:15-16).

     Untuk menjadi kudus setiap anak Tuhan harus mengalami apa yang disebut dengan pengudusan yang maksudnya adalah ditahirkan, dipisahkan dari dunia, dijauhkan dari dosa dan dikhususkan bagi Tuhan, dengan tujuan supaya kita mempunyai persekutuan yang karib dengan Tuhan dan layak untuk melayani Dia, seperti tertulis:  "Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku."  (Imamat 20:26).  Kita yang sebelumnya hidup sebagai hamba dosa, dengan menyerahkan seluruh anggota tubuh kita untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, kini tidak lagi...tetapi kita menyerahkan seluruh anggota tubuh kita untuk dipakaiNya sebagai senjata kebenaran  (baca  Roma 6:13).

    Secara garis besar pengudusan bagi orang percaya ada dua cara yaitu pengudusan seketika dan pengudusan sebagai proses.  Pengudusan sebagai peristiwa seketika terjadi saat kita bertobat, mengakui segala dosa-dosa kita, lalu kita mengaku, percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, sehingga pada saat itu pula kita dikuduskanNya.  Melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib ditebuslah dosa-dosa kita dan kita pun dipindahkan dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib, dan menjadi bagian dari orang-orang kudusNya.  Tuhan berkata,  "Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu."  (Yesaya 43:25).  Jadi,  "...kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah."  (Efesus 2:19).  Setelah kita dikuduskan melalui pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib, selanjutnya kita masuk dalam pengudusan sebagai proses.  Adapun proses ini adalah bagian yang harus dikerjakan oleh setiap orang percaya seumur hidupnya.  Meski sudah dibebaskan dari dosa dan dikuduskan oleh darah Kristus, dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali jatuh bangun dan masih bisa berbuat dosa.


Baca:  1 Tesalonika 4:1-12

"Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu,"  1 Tesalonika 4:3

Pengudusan sebagai proses mengartikan ada harga yang harus kita bayar.  Yesus berkata,  "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."  (Matius 16:24).  Menyangkal diri berarti harus menang terhadap segala bentuk keinginan daging.  Ada upaya dan kerja keras secara terus-menerus untuk mematikan perbuatan daging.  Bagaimana caranya?

     Ada langkah-langkah yang harus kita tempuh:  1.  Karib dengan Tuhan.  Adakah kita memiliki persekutuan yang intim dengan Tuhan?  Bersekutu berarti menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.  Bersekutu dengan Tuhan berarti menjadi satu dengan Dia dalam segala aspek kehidupan kita.  Persekutuan yang intim dilukiskan seperti ranting yang melekat pada Pokok Anggur.  Oleh karena itu  "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku."  (Yohanes 15:4).  2.  Tinggal di dalam firman.  Kita harus menjadikan firman Tuhan sebagai makanan rohani setiap hari supaya kerohanian kita makin bertumbuh, sebab  "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."  (Matius 4:4).  Dan  "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:16).  Semakin tinggal di dalam firmanNya semakin dibersihkan segala kotoran dan hal-hal yang tidak berkenan di dalam hidup kita, dan kita kian berakar kuat di dalam Tuhan sehingga tidak mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran yang menyesatkan.

     Adalah tidak sulit bersekutu dengan Tuhan melalui firmanNya, sebab  "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu."  (Roma 10:8);  kita pun dapat menikmati firman itu melalui pendengaran dan juga penglihatan kita  (bertekun membaca, mempelajari, merenungkan dan mendengarkan melalui khotbah).  Di situ Roh Kudus akan bekerja sehingga kita beroleh kekuatan untuk mengalahkan segala kedagingan dan hidup di dalam kekudusan senantiasa!

Hidup kudus adalah kehendak Tuhan bagi kita!