RASUL PAULUS: Hidup Bagi Injil Kristus



Baca:  Galatia 1:11-24

"Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya."  Galatia 1:23






       Sering kita jumpai banyak pelayan Tuhan yang lebih mengutamakan penampilan lahiriah.  Mereka dianggap berhasil atau dipakai Tuhan secara luar biasa bila secara kasat mata bergelimang materi:  kaya, bermobil mewah, mengenakan pakaian atau aksesoris mahal dan bermerek.  Alkitab menyatakan,  "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."  (1 Samuel 16:7b).

     Dalam melayani Tuhan Paulus adalah seorang yang apa adanya.  Ia tidak malu mengakui kelemahan dan kekurangannya.  Dengan jujur ia mengakui bahwa dirinya adalah mantan orang berdosa,  "aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman...di antara mereka akulah yang paling berdosa."  (1 Timotius 1:13, 15).  Berbeda dengan orang-orang Kristen di zaman sekarang ini yang kebanyakan berusaha menyembunyikan kekurangan dan kelemahannya karena takut reputasinya menjadi rusak.  Rasul Paulus menyadari bahwa beroleh kesempatan melayani Tuhan adalah suatu anugerah yang tak ternilai harganya.  Karena itu ia berkomitmen untuk bekerja mati-matian demi Injil.  Ke mana pun ia pergi, di mana pun berada, dan kapan pun waktunya, tak henti-hentinya ia bersaksi tentang salib Kristus dan juga membagikan kasih yang telah diterimanya dari Tuhan.  Meski didera oleh berbagai macam kesulitan, ujian, aniaya dan penderitaan, tak menyurutkan langkahnya untuk melakukan yang terbaik bagi Tuhan.  Dalam mengerjakan panggilan Tuhan ini Paulus tidak mencari nama besar atau pujian dari manusia.  Ia selalu memperkenalkan Yesus Kristus yang telah menyelamatkan manusia dari kuasa dosa dan maut.  Jadi tujuan utamanya adalah membawa orang sebanyak-banyaknya kepada Kristus dan diselamatkan.

     Seorang pelayan Tuhan sejati akan mengagungkan dan mengutamakan Tuhan, semua hanya untuk kemuliaan nama Tuhan.  Yang tak dilupakan Paulus adalah keseimbangan antara perkataan dan perbuatan.  Ia tidak hanya berbicara, namun juga mempraktekkan apa yang dikatakannya!

"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya,"  2 Timotius 4:2